TUGAS PROPOSAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI
MEMPELAJARI SISTEM PERENCANAAN PERSEDIAAN
DI PT BUMIMULIA INDAH LESTARI
Nama : Renny Desiana. S
Kelas : 3ID04
PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang semakin pesat diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, memacu perusahaan industri untuk mengembangkan produk yang lebih baik sehingga mampu menghadapi persaingan yang sedang berjalan. Semakin banyak permintaan akan produk, maka dibutuhkan persediaan bahan baku maupun produk jadi untuk menjamin kelancaran pemenuhan permintaan produk sesuai dengan kebutuhan pengguna. Persediaan bahan baku yang tidak mencukupi, maka akan menghambat produksi sehingga perusahaan maupun pengguna merasa dirugikan dan beralih ke produk yang dibuat oleh perusahaan lain.
Perusahaan dapat bertahan dari persaingan tersebut dengan melakukan perencanaan produksi sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Perencanaan produksi harus dilakukan sebaik mungkin agar mampu memenuhi permintaan produk sesuai kebutuhan konsumen dan menghasilkan produk yang berkualitas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah MRP atau material requirement planning.
Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan atau dependent demand items. Perencanaan kebutuhan material atau MRP merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses produksi. Teknik MRP dapat digunakan untuk merencanakan bahan yang dibutuhkan dan diterima saat yang tepat, dengan jumlah yang sesuai, dan tanpa menimbulkan persediaan yang berlebihan. (Herjanto, 2008).
Material requirement planning adalah cara yang baik dalam perancangan dan pengelolaan sistem produksi agar sistem produksi dapat berjalan sesuai harapan. Sistem produksi itu sendiri merupakan sistem yang mengatur kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk jadi sehingga memiliki nilai tambah dan berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
PT Bumimulia Indah Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri plastik yang memproduksi berbagai jenis kemasaan produk seperti bottle and caps, tube, jerry can, decoration,dan plastic palet. Seiring dengan permintaan produk yang semakin banyak dan meluas ke berbagai daerah, maka diperlukan perencanaan persediaan bahan baku agar proses produksi berjalan dengan lancar tanpa adanya kelebihan bahan baku yang membuat biaya perusahaan bertambah ataupun kekurangan bahan baku yang membuat proses produksi terhambat. Perencanaan persediaan ini membutuhkan teknik yang tepat sehingga menghasilkan rencana yang sesuai dengan harapan.
- PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah penulisan ilmiah ini adalah bagaimana proses produksi pada PT Bumimulia Indah Lestari, berapa banyak produk yang harus di produksi dan bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan PT Bumimulia Indah Lestari.
III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dari pengamatan dalam kerja praktek dibuat agar pengamatan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah, berikut ini merupakan tujuan penelitian dalam pengamatan kerja praktek.
- Mengetahui proses produksi pada PT Bumimulia Indah Lestari.
- Mengetahui berapa banyak produk yang harus diproduksi oleh PT Bumimulia Indah Lestari dalam periode tertentu.
- Mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku pada PT Bumimulia Indah Lestari.
- BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah merupakan batasan yang dilakukan pada saat melakukanpenelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa batasan dalam penelitian ilmiah.
- Perusahaan yang akan diamati hanya PT Bumimulia Indah Lestari yang berada di Jalan Jababeka XVI Kav. V No. 65 A, Cikarang-Bekasi Jawa Barat Indonesia 17550.
- Penelitian hanya dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan September 2016.
- Penelitian hanya dilakukan dibagian PPIC, pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara mengamati sistem perencanaan persediaan produk pada bagian PPIC.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan adalah stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau memuaskan permintaan konsumen. Jenis persediaan meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (Zulfikarijah, 2005).
Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan atau dependent demand items. Perencanaan kebutuhan material atau MRP merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses produksi. Teknik MRP dapat digunakan untuk merencanakan bahan yang dibutuhkan dan diterima saat yang tepat, dengan jumlah yang sesuai, dan tanpa menimbulkan persediaan yang berlebihan. (Herjanto, 2008).
Sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut yaitu. Meminimalkan persediaan, MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk produksi dan dengan metode ini pengadaan atau pembelian atas komponen-komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman, MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan komponen sehingga dapat memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang dapat mengakibatkan terganggunya rencana produksi. Komitmen yang realistis, dengan perencanaan kebutuhan material, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen dalam pengiriman barang dilakukan secara realistis dan meningkatkan kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen. Meningkatkan efisiensi, perencanaan kebutuhan material juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan dengan baik sesuai dengan jadwal produksi induk. Komponen dasar MRP terdiri atas jadwal induk produksi, daftar material dan data persediaan (Herjanto, 2008).
Jadwal produksi induk (Master production schedule) adalah gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana suplai atau penawaran, persediaan akhir, dan kuantitas yang dijanjikan tersedia. Jadwal produksi induk dapat dinyatakan dalam istilah pesanan pelanggan pada sebuah perusahaan dengan pusat kerja (membuat berdasarkan pesanan – make to order), merakit sesuai persediaan – assamble to stock, sebuah barang jadi pada sebuah perusahaan berlanjut (membuat berdasarkan persediaan – make to stock) (Herjanto, 2004).
Fungsi jadwal produksi induk adalah menyediakan atau member input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas, menjadwal pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase orders) untuk item-item jadwal produksi induk. Jadwal produksi induk juga berfungsi untuk memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas, serta memberikan basis untuk membuat janji tentang penyerahan produk (delivery promises) kepada pelanggan (Gaspersz, 2004).
Proses penjadwalan produksi induk sebagai suatu aktivitas yang membutuhkan lima input atau masukan utama yaitu data permintaan total, status inventory, rencana produksi, data perencanaan, informasi dari RCCP (Rough Cut Capacity Planning). Data permintaan total adalah salah satu sumber data bagi proses penjadwalan produksi induk yang berkaitan dengan ramalan penjualan dan pesanan-pesanan. Status inventory berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu, pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan serta Firm Planned Orders. Rencana produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS yang harus menentukan tingkat produksi, inventory, dan sumber daya lain dalam produksi itu. Data perencanaan berkaitan dengan atran-aturan tentang lot sizing yang harus digunakan, Shrinkage Factor, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam dokumen induk dari item. Informasi dari RCCP (Rough cut capacity planning) berupa kebutuhan kapasitas untuk mengiplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS (Gaspersz, 2004).
Daftar kebutuhan bahan (Bill of material) adalah daftar dari produk dan komponen yang diperlukan untuk dirakit atau dicampur agar menjadi produk akhir. Daftar kebutuhan bahan merupakan sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit produk (Heizer, 2005).
Catatan daftar persediaan merupakan catatan tentang persediaan komponen yang ada digudang dan sudah dipesan tapi belum diterima. Catatan ini digunakan bila diperlukan dalam produksi. Isi catatan ini adalah nomor identifikasi, kuantitas yang tersedia, tingkat stok pengaman (safety stock), kuantitas yang telah direncanakan, dan waktu tunggu pengadaan (procurement leadtime) untuk tiap item (Chase.at al, 2004).
Keluaran MRP terdiri dari dua yaitu primary report dan secondary report. Laporan primer atau primary report adalah hal utama atau laporan normal yang digunakan untuk persediaan dan kontrol produksi. Laporan primer bermacam-macam yaitu rencana pemesanan untuk masa yang akan datang (planned order), pesanan yang dikeluarkan yang menunjukkan kapan harus dilaksanakan perencanaan pemesanan (order relases notice), perubahan pada rencana pemesanan sehingga dilakukan penjadwalan ulang (changes in due dates), pembatalan pesanan terbuka dikarenakan adanya pembatalan dari jadwal induk (concellations or suspension), dan data keadaan persediaan (inventory status data). Laporan sekunder atau secondary report adalah laporan tambahan dimana MRP dapat memilih beberapa program diantaranya laporan perencanaan yang digunakan untuk meramalkan dan menetapkan kebutuhan persediaan di masa yang akan datang (planning report), laporan pengendalian yang menentukan waktu pelaksanaan yang digunakan untuk mengevakuasi sistem operasi antara lamanya waktu menunggu komponen bahan baku dengan jumlah yang telah dipakai serta biayanya (performance report), serta laporan penolakan yang memberikan informasi tentang adanya kesalahan keterlambatan pesanan, bahkan sisa dan komponen yang tidak ada dan pengecualian untuk syarat-syarat pembelian (exception report) (Davis, 2005).
Sebuah sistem MRP adalah cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Bagaimanapun, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak yang perlu dipesan harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lot sizing decision) (Heizer, 2005).
Lot sizing adalah kuantitas yang dikeluarkan pada rencana penerimaan order dan pengeluaran order pada jadwal MRP. Sebagian besar lot sizing berurusan dengan bagaimana menyeimbangkan antara set up cost/ordering cost atau holding cost yang berhubungan dengan kebutuhan bersih yang dihitung dari proses perencanaan MRP. Lot sizing dalam MRP terdiri dari empat yaitu lot for lot, jumlah pesanan ekonomis (Economic Order Quantity), biaya total terkecil (Least Total Cost), biaya unit terkecil (Least Unit Cost) (Chase.at al, 2004).
Lot For Lot (LFL) atau metode persediaan minimal berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (memproduksi) sesuai dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan seminimal mungkin. Jika pesanan dapat dilakukan dalam jumlah berapa saja, pesanan sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya diperlukan (Lot For Lot) menghasilkan tidak hanya persediaan. Biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan. Apabila terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang, mengakibatkan terhentinya produksi, jika persediaan itu berupa bahan baku, atau tidak terpenuhinya permintaan pelanggan apabila persediaan itu berupa bahan jadi. Namun, bagi perusahaan tertentu seperti yang menjual barang-barang yang tidak tahan lama, metode ini merupakan satu-satunya pilihan terbaik (Herjanto, 2004).
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan teknik pemesanan dalam manajemen pengadaan yaitu cara perhitungan pemesanan bahan baku sekali pesan atau berangsur dengan biaya paling minimum. Variabel-variabel berikut ini akan digunakan untuk menentukan biaya pesan, biaya simpan, dan menghitung kuantitas pemesanan optimal (Saleh, 2012).
Keterangan :
D = Jumlah kebutuhan barang
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan
Total biaya terkecil (Least total cost) merupakan teknik lot sizing yang menghitung jumlah pemesanan dengan membandingkan antara set up cost dan carrying cost untuk lot sizing yang bervariasi dan memilih sebuah lot yang memberikan atau mempunyai set up cost dan carrying cost yang hampir sama. Prosedur untuk menghitung Least Total Cost Lot Sizes adalah dengan membadningkan biaya pemesanan (ordering cost) dengan biaya penyimpanan (holding cost) untuk berbagai minggu. Pemilihan yang tepat adalah lot sizing dimana biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (holding cost) adalah kira-kira sama. Biaya unit terkecil (Least unit cost) merupakan teknik yang menambah biaya set up dan penyimpanan untuk setiap lot dan dibagi dengan jumlah unit setiap lot, dan mengambil sebuah lot dengan unit cost yang paling kecil (Chase.at al, 2004).
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Prosedur Kerja Praktek
Kerja praktek yang akan dilakukan memiliki beberapa prosedur yang bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan kerja praktek. Berikut ini adalah tahapan prosedur kerja praktek yang akan dilakukan.
- Pelaksanaan kerja praktek dibagi kedalam beberapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut:
- Pengarahan pelaksanaan kerja praktek oleh dosen pembimbing.
- Pelaksanaan kegiatan kerja praktek di lapangan.
- Pembuatan laporan kerja praktek beserta bimbingan.
- Pihak perusahaan memiliki wewenang penuh kepada mahasiswa untuk memberikan pendidikan berupa pengetahuan aplikatif di dalam perusahaan pada proses pelaksanaan kerja praktek.
- Apabila kerja praktek di lapangan telah selesai, mahasiwa wajib membuat laporan kerja praktek yang dibimbing oleh dosen pembimng.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2016. Lokasi kerja praktek yang akan dilaksanakan adalah di PT Bumimulia Indah Lestari yang berada di Jalan Jababeka XVI Kav. V No. 65 A, Cikarang-Bekasi Jawa Barat Indonesia 17550.
3.1.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
- Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan pada kerja praktek ini meliputi pengamatan, peninjauan dan mempelajari langsung proses produksi plastic yang dihasilkan oleh PT Bumimulia Indah Lestari yang berada di Jalan Jababeka XVI Kav. V No. 65 A, Cikarang-Bekasi Jawa Barat Indonesia 17550.
Penulisan ilmiah ini tentunya membutuhkan data-data dari PT Bumimulia Indah Lestari. Data yang dibutuhkan antara lain:
- Profil tentang PT Bumimulia Indah Lestari
- Proses produksi.
- Banyaknya produk yang dihasilkan dalam tiap bulan.
- Kendala yang terjadi dalam proses produksi.
- Jenis Prodak yang di produksi.
- Landasan Teori
Landasan Teori yang dilakukan meliputi pengumpulan berbagai macam referensi dari buku dan sumber-sumber lainnya mengenai tema yang diambil.
3.2 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Jadwal kegiatan kerja praktek yang dilakukan di PT Bumimulia Indah Lestari merupakan kegiatan yang dilakukan penulis dalam kerja praktek sampai penulisan ilmiah selesai. Jadwal kegiatan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT Bumimulia Indah Lestari adalah sebagai berikut.
No | Kegiatan | Tahun 2016 | ||||||||
Agustus | September | Dst | ||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | |||
1. | Persiapan ke lapangan, pengenalan dengan staff dan karyawan, serta pengenalan lingkungan pabrik. | |||||||||
2. | Mempelajari gambaran umum perusahaan. | |||||||||
3. | Wawancara dan konsultasi dengan pihak terkait. | |||||||||
4. | Mempelajari proses produksi. | |||||||||
5. | Mengumpulkan data yang diperlukan. | |||||||||
6. | Menyelesaikan tugas dan melengkapi data yang dibutuhkan. |
DAFTAR PUSTAKA
Chase.et al. 2004. Operations Mangement for Competitive Advantage, 10/e. McGraw Hill Higher Education.
Davis, M., Heineke, J. 2005. Operation Management:Integrating Manufacturing and Services, 5th ed. McGraw-Hill.
Gaspersz, V. 2004. Production Planning and Inventory Control. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Heizer, Jay & Barry Render. 2005. Operation Management, 7th ed. New Jersey : Prentice Hall.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.
Herjanto, Eddy. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi kedua. Jakarta : Grasindo.
Saleh, Firmansyah. 2012. Jurnal: Penerapan Material Requirement Planning (MRP) Pada Sistem Informasi Pesanan dan Inventory Control. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Zulfikarijah, Fien. 2005. Manajemen Operasional. Malang: UMM Press.